Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial Dan Budaya terhadap Terbentuknya Peradaban di Masyarakat

Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan.
Sebagai makhluk individu,sosial dan berbudaya yang menjadi satu kesatauan dalam suatu organisasi atau kelompok dimasyarakat, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu.
Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.  Bentuk pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu, sosial dan Budaya terjadi karena pepangaruh beberapa hal, diantaranya :

a. Cara
Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah. Norma budaya ini lebih menonjol dalam hubungn antarindividu atau perorangan. Pelanggaran terhadap norma budaya ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi sekedar celaan.  Contohnya cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk. Cara makan sambil duduk dianggap lebih panas dibandingkan cara makan sambil bediri.

b. Kebiasaan
Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang sama oleh orang banyak kerana disukai. Norma budaya ini lebih kuat daya ikatnya dari pada norma budaya cara. Contohnya, kebiasaan salam bila bertemu.

c. Tata kelakuan
Tata kelakuan adalah kebiasaan yang di anggap sebagai norma budaya pengatur. Sifat norma budaya ini disatu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan disisi lain sebagai suatu larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi acuan agar masyarakat menyusuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta meninggalkan perbuatan yang tidak sesui dengan tata kelakuan.

Dari beberapa penjelasan poin secara langsung maupun tidak langsung dapat terciptanya suatu perdaban, kebiasaan dalam tatanan hidup dimasayarakat, baik manusia  berkedudukan sebagai mahluk Individu, manusia  berkedudukan sebagai mahluk sosial maupun manusia  berkedudukan sebagai mahluk berbudaya.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki sebuah peradaban yang tinggi.
Peradaban merupakan sebuah kajian dalam keilmuan sosial yang memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat serta manusia sebagai objek kajian. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang “kompleks” yang mana memiliki ciri-ciri :
  1. Melakukan praktik dalam pertanian
  2. Hasil karya dan pemukiman
  3. Melakukan perbandingan dengan budaya lain
  4. Anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.
Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah “budaya” yang populer dalam kalangan akademis yang dalam proses kajian terhadap sebuah kebudayaan. Yang mana dimana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai “seni, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup dalam bermasyarakat”.
Namun, dalam sebuah definisi yang paling banyak digunakan adalah peradaban dalam istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam kegiatan ekonomi sosial budaya.
Dalam sebuah pemahaman lama tetapi masih sering dipergunakan adalah istilah “peradaban” dapat digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam konteks sosial di mana budaya kota yang dianggap unggul “ganas” atau “biadab”, konsep dari “peradaban” digunakan sebagai sinonim untuk “budaya ataupun kajian moral yang lebih menekankan pada keunggulan dari kelompok tertentu.” Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti “perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa”.
Yang mana setiap bagian dari masyarakat mampu untuk mempraktikkan pertanian secara intensif, memiliki pembagian kerja yang kompleks dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk struktur kota-kota. “Peradaban” dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban.
Wujud peradaban moral memiliki empat hal yang sangat bergantung antara satu hal dengan hal yang lain. Keempat hal tersebut adalah :
  1. Nilai-nilai : dalam masyarakat merupakan dasar pembentuk kesusilaan. Atau ebuah konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah
  2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk suatu kejadian yang terjadi atau timbul dari dalam masyarakat. Kata Norma dapat berarti berbagai macam hal. Beberapa kata yang berhubungan dengan norma adalah sebagai berikut: Norma (sosiologi) patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.Norma (rasi bintang), suatu rasi bintang kecil di belahan selatan.
  3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang lebih baik serta apa yang lebih buruk yang mana mampu menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etika dalam sopan santun. Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.[rujukan?]Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab
  4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup sebuah kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast). Atau Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahaskeindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Pustaka :
--------------------------

0 Response to "Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial Dan Budaya terhadap Terbentuknya Peradaban di Masyarakat"

Posting Komentar

Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!

Histats

Follow Us