Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan baru. Kerusakan lingkungan oleh aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai estetika alam, merupakan beberapa masalah lingkungan hidup.
Pada tahun 1950-an, di Los Angeles, Amerika Serikat, asap kabut atau asbut (smog = smoke + fog) menyelubungi kota sehingga mengganggu kesehatan dan merusakan rusak tanaman. Asbut tersebut terdiri atas ozon, Peroksi Asetil Nitrat (PAN), nitrogenoksida, dan zat-zat lain yang berasal dari gas limbah kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksida
Sementara itu Jepang, pada akhir tahun 1953, terjadi malapetaka yang mengerikan . saat itu, sebagian penduduk nelayan di sekitar Teluk Minamata di Barat Daya pulau Khusyu, yang makanan utamanya ikan, terserang wabah neurologist. Penyakit ini mengakibatkan hilangnya penglihatan, terganggunya fungsi otak, kelumpuhan, yang terakhir dengan koma dan kematian. Penyakit ini belum dikenal dalam dunia kedokteran. Baru pada tahun 1959 dapat diketahui bahwa penykit tersebut disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar oleh metal merkuri. Sumber metal merkuri adalah limbah yang mengandung Mg dari beberapa pabrik kimia milik Chisso co, yang memproduksi plastik (PVC). Penyakit ini kemudian dikenal dengan nama penyakit minamata.
Perhatian terhadap lingkungan hidup semakin besar ketika pada tahun 1962 terbit buku Rachel carson yang berjudul The Silent Spring (musim semi yang sunyi). Dalam buku itu antara lain diceritakan tentang penyakit misterius yang telah menyerang ayam, sapi, dan domba. Dimana-mana terdapat bayangan kematian. Buku tersebut sangat menggugah kesadaran tentang permasalahan lingkungan hidup, sehingga muncul reaksi sangat keras terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Pada tanggal 5 Juni 1972, di Stockholm, Swedia, diadakan Konferensi Internasional tentang lingkungan hidup. Sebagai tindak lanjut konferensi tersenut, PBB membentuk United nations Environmental Programme (UNEP) yang bermarkas di Nairobi, Kenya. Lembaga ini mengurusi masalah lingkungan hidup di dunia.
Pada tahun 1970-an dan 1980-an, masalah lingkungan hidup semakin meluas. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya atmosfer bumi sebagai akibat tidak terkendalinya efek rumah kaca. Pemanasan global pada tiga dekade akhir abad ke-20 telah menimbulkan :
a. Peningkatan suhu.
b. Perubahan iklim terutama curah hujan.
c. Peningkatan intensitas dan kualitas badai.
d. Kenaikan suhu serta permukaan air laut.
Hal tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah di dunia sering mengalami bencana. Sementara itu, air hujan semakin asam sehingga merusak lahan pertanian, hutan, dan biota lainnya.
Pada saat yang sama, para ahli menemukan lubang pada lapisan ozon disekitar antartika. Lubang tesebut semakin besar dari tahun ke tahun, sehingga sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan mahkluk di bumi semakin banyak masuk ke troposfer.
Pustaka:
Elly
M. Setiadi. Dra. M.Si,. dkk, 2006, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar,
Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
0 Response to "Pandangan Baru Terhadap Lingkungan"
Posting Komentar
Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!