Pola perkembangan emosi anak sebenarnya telah ada sejak ia lahir atau bayi. Menurut Hurlock (Suyadi, 2009:105) gejala emosional pertama yang muncul adalah keterangsangan yang umum terhadap stimulus atau rangsangan yang kuat. Reaksi emosional ini memang belum nampak jelas sebagai reaksi emosi pada umunya, tetapi hanya memberi kesan sederhana berupa kesenangan atau ketidaksenangan. Reaksi emosional yang tidak menyenangkan biasanya diekspresikan dengan cara menangis, bersuara keras, atau mengubah posisi secara tiba-tiba dan lain sebagainya. Reaksi ini akan mudah muncul ketika anak dibiarkan memakai popok basah atau menempelkan sesuatu yang dingin pada kulitnya. Sedangkan reaksi emosional yang menyenangkan tampak jelas ketika anak sedang menete ibunya, tertawa dan berceloteh. Reaksi serupa juga mudah muncul jika anak diayun-ayun, digendong, dan diberi sentuhan hangat. Mendekati usia satu tahun, emosional bayi semakin tampak jelas, bahkan mirip seperti emosi orang dewasa, yakni marah, takut dan bahagia.
Masih mengutip Hurlock (Suyadi, 2009:106), secara umum, pola perkembangan emosi anak meliputi sembilan aspek yaitu :
1). Rasa takut,
2). Rasa malu,
3). Rasa hawatir,
4). Rasa cemas,
5). Rasa marah
6). Rasa cemburu,
7). Rasa duka cita,
8). Rasa ingin tahu,
9). Rasa gembira.
Masih mengutip Hurlock (Suyadi, 2009:106), secara umum, pola perkembangan emosi anak meliputi sembilan aspek yaitu :
1). Rasa takut,
2). Rasa malu,
3). Rasa hawatir,
4). Rasa cemas,
5). Rasa marah
6). Rasa cemburu,
7). Rasa duka cita,
8). Rasa ingin tahu,
9). Rasa gembira.
0 Response to "Perkembangan Emosi Anak"
Posting Komentar
Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!