Berdasarkan definisi Konsensus Knowles dalam Mappa (1994: 12) pembelajaran merupakan suatu proses di dalam mana perilaku diubah, dibenarkan atau dikendalikan. Abdulhak (2000: 25) menjelaskan bahwa proses pembelajaran adalah interaksi edukatif antara peserta didik dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya. Pembelajaran di kelompok bermain jelas sangat berbeda dengan di sekolah, dimana pembelajaran dilakukan dalam suasana bermain yang menyenangkan.
Anak-anak usia dini dapat saja diberikan materi pelajaran, diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu saja, mereka bisa saja diajari tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya. Kuncinya adalah pada permainan atau bermain (Supriadi, 2002: 40). Permainan atau bermain adalah kata kunci pada pendidikan anak usia dini. Permainan sebagai media sekaligus sebagai substansi pendidikan itu sendiri. Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indra anak. Berikut bermain untuk pengembangan kognitif anak yaitu :
1. Bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan
Anak-anak tidak membangun konsep atau pengetahuan dalam kondisi yang terisolasi, melainkan melalui interaksi dengan orang lain Bredekamp dan Coople (Diana Mutiah 2010:149).
2. Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
Proses ini terjadi ketika anak bermain peran dan bermain pura-pura. meskipun anak sebenarnya belum berpikir abstrak. Makna dan objek masih berbaur menjadi satu. Ketika anak bermain telepon-teleponan, anak belajar bagaimana memahami perspektif orang lain, menemukan strategi bermain bersama orang lain, dan memecahkan masalah.
Anak-anak usia dini dapat saja diberikan materi pelajaran, diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu saja, mereka bisa saja diajari tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya. Kuncinya adalah pada permainan atau bermain (Supriadi, 2002: 40). Permainan atau bermain adalah kata kunci pada pendidikan anak usia dini. Permainan sebagai media sekaligus sebagai substansi pendidikan itu sendiri. Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indra anak. Berikut bermain untuk pengembangan kognitif anak yaitu :
1. Bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan
Anak-anak tidak membangun konsep atau pengetahuan dalam kondisi yang terisolasi, melainkan melalui interaksi dengan orang lain Bredekamp dan Coople (Diana Mutiah 2010:149).
2. Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
Proses ini terjadi ketika anak bermain peran dan bermain pura-pura. meskipun anak sebenarnya belum berpikir abstrak. Makna dan objek masih berbaur menjadi satu. Ketika anak bermain telepon-teleponan, anak belajar bagaimana memahami perspektif orang lain, menemukan strategi bermain bersama orang lain, dan memecahkan masalah.
3. Bermain mendorong anak untuk berpikir kreatif
Bermain mendukung tumbuhnya pikiran kreatif, karena dalam bermain anak memilih sendiri kegiatan yang mereka sukai belajar membuat identifikasi tentang banyak hal, belajar menikmati proses sebuah kegiatan, belajar mengontrol diri mereka sendiri dan belajar mengenali makna sosial dan keberadaan diri di antara teman sebaya.
Begitu juga dengan pengenalan angka pada anak dapat dilakukan dengan cara bermain. Dengan permainan angka dapat dengan mudah diingat oleh anak. Misalnya dengan cara dihitung jumlah anak yang ikut bermain, menghitung gambar yang digunakan dalam bermain, atau gambar angka yang digunakan untuk bermain, dan lain sebagainya.
Pengenalan angka pada anak merupakan perkembangan kognitif bagi anak, dalam permainan angka anak dituntut untuk mengunakan daya konsentrasi yang kuat serta membutuhkan koordinasi otak yang kuat. Oleh karena itu, pada pembelajaran pengenalan angka, anak lebih banyak menggunakan otak kiri untuk menyerap pembelajaran.
Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif//divergen (ciri-ciri aptitude) yaitu:
Pengenalan angka pada anak merupakan perkembangan kognitif bagi anak, dalam permainan angka anak dituntut untuk mengunakan daya konsentrasi yang kuat serta membutuhkan koordinasi otak yang kuat. Oleh karena itu, pada pembelajaran pengenalan angka, anak lebih banyak menggunakan otak kiri untuk menyerap pembelajaran.
Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif//divergen (ciri-ciri aptitude) yaitu:
- Keterampilan berpikir lancar (fluency);
- Keterampilan berpikir luwes/fleksibel (flexibility);
- Keterampilan berpikir orisinal (originality);
- Keterampilan memperinci (elaboration); dan
- Keterampilan menilai (evaluation). Makin kreatif seseorang, ciri-ciri tersebut makin dimiliki. (Williams dalam Munandar, 1999: 88)
Ada beberapa faktor yang Mempengaruhi Belajar anak, diantaranya yaitu :
1. Faktor yang berasal dari luar diri anak ;
1. Faktor yang berasal dari luar diri anak ;
- Faktor non sosial seperti keadaan suhu, cuaca, waktu dan alat yang digunakan.
- Faktor sosial yaitu faktor manusia, misalnya bahwa kehadiran orang lain pada saat akan membawa pengaruh pada kegiatan belajar anak.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri anak ;
a. Faktor fisiologis yaitu keadaan tonus jasmani, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan jasmani yang tidak segar.
b. Faktor psikologis, adalah hal-hal yang mendorong manusia untuk belajar seperti yang dikatakan Arden N. Fraandsen, yaitu :
a. Faktor fisiologis yaitu keadaan tonus jasmani, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan jasmani yang tidak segar.
b. Faktor psikologis, adalah hal-hal yang mendorong manusia untuk belajar seperti yang dikatakan Arden N. Fraandsen, yaitu :
- Adanya sifat ingin tahu
- Adanya sifat kreatif
- Adanya keinginan untuk mendapat simpati
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan
- Adanya ganjaran/hukuman sebagai hasil dari belajar
- fadanya keinginan mendapat rasa aman apabila menguasai pelajaran.
0 Response to "Prinsip Pembelajaran anak Usia Dini"
Posting Komentar
Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!