Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren Hurlock (1978:23). Sedangkan menurut Monks dkk, (1991:1) perkembangan menunjukkan sebuah proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali, Selanjutnya Werner (Monks dkk, 1991:1) menegaskan bahwa “Perkembangan menunjukan pada perubahan- perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap”.
Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa dan tangis. Melalui bahasa tersebut seorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Sebagai seorang ibu, kemampuan berbicara pada anaknya adalah suatukebanggaan yang tak ternilai harganya. Pada saat pertama kali seorang anak dapat memanggil ibunya, maka lengkaplah tugas seorang ibu dalam membimbing dan merawat perkembangan anaknya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:88) disebutkan bahwa yang dimaksud bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah pertimbangan pikiran, KKBI (2003:88). Bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan.
Kemampuan bicara dan bahasa adalah dua hal yang diukur secara terpisah dan secara bersama-sama dianggap mencerminkan kemampuan lisan seorang anak secara keseluruhan, Laula Dyer (2009:2). Kemampuan bicara terdiri dari berbagai bunyi yang dibuat orang dengan mulut mereka untuk menyampaikan suatu pesan. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya. Orang tua sangat bertanggung jawab atas kesuksesan belajar anak dan seyogianya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mulalui berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia memberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
Bahasa merupakan konsep yang lebih luas dari pada kemampuan bicara, Laula Dyer (2009:2). Bahasa adalah mencakup segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain (E.B. Hurlock,1997:176). Sedangkan menurut Sumiati, (1987:1) bahasa adalah ucapan pikiran, dan perasaan seseorang yang teratur dan digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat
Mengingat hal tersebut penulis mencoba mengembangkan bahasa anak melalui bercerita. diharapkan dengan bercerita akan menambah kosa kata anak yang dapat digunakan dalam mengembangkan bahasa mereka untuk berkomunikasi sehari-hari. Menurut Keraf (1989:4) bahwa mereka yang luas kosa katanya akan memiliki kemampuan yang tinggi untuk memilih kosa kata yang tepat sebagai wakil untuk menyampaikan gagasan.
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu : periode Pralinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah anak mengucapkan kata-kata yang pertama. Kata pertama merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Menurut Laura Dyer Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1). Fase satu kata
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kita tahu dalam konteks apa kata tersebut diucapkan, sambil mengamati mimik (raut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2). Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, munculah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana, sehingga komunikasi pun dapat dimengerti meskipun harus terus dibimbing supaya anak lebih memberanikan dirinya untuk bercakap-cakap lebih banyak lagi.
3). Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberi tahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa dan tangis. Melalui bahasa tersebut seorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Sebagai seorang ibu, kemampuan berbicara pada anaknya adalah suatukebanggaan yang tak ternilai harganya. Pada saat pertama kali seorang anak dapat memanggil ibunya, maka lengkaplah tugas seorang ibu dalam membimbing dan merawat perkembangan anaknya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:88) disebutkan bahwa yang dimaksud bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah pertimbangan pikiran, KKBI (2003:88). Bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan.
Kemampuan bicara dan bahasa adalah dua hal yang diukur secara terpisah dan secara bersama-sama dianggap mencerminkan kemampuan lisan seorang anak secara keseluruhan, Laula Dyer (2009:2). Kemampuan bicara terdiri dari berbagai bunyi yang dibuat orang dengan mulut mereka untuk menyampaikan suatu pesan. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya. Orang tua sangat bertanggung jawab atas kesuksesan belajar anak dan seyogianya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mulalui berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia memberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
Bahasa merupakan konsep yang lebih luas dari pada kemampuan bicara, Laula Dyer (2009:2). Bahasa adalah mencakup segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain (E.B. Hurlock,1997:176). Sedangkan menurut Sumiati, (1987:1) bahasa adalah ucapan pikiran, dan perasaan seseorang yang teratur dan digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat
Mengingat hal tersebut penulis mencoba mengembangkan bahasa anak melalui bercerita. diharapkan dengan bercerita akan menambah kosa kata anak yang dapat digunakan dalam mengembangkan bahasa mereka untuk berkomunikasi sehari-hari. Menurut Keraf (1989:4) bahwa mereka yang luas kosa katanya akan memiliki kemampuan yang tinggi untuk memilih kosa kata yang tepat sebagai wakil untuk menyampaikan gagasan.
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu : periode Pralinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah anak mengucapkan kata-kata yang pertama. Kata pertama merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Menurut Laura Dyer Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1). Fase satu kata
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kita tahu dalam konteks apa kata tersebut diucapkan, sambil mengamati mimik (raut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2). Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, munculah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana, sehingga komunikasi pun dapat dimengerti meskipun harus terus dibimbing supaya anak lebih memberanikan dirinya untuk bercakap-cakap lebih banyak lagi.
3). Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberi tahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
0 Response to "Pentingnya Perkembangan Berbicara"
Posting Komentar
Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!