Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Matematika

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000 : 35).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Djamarah, 2000 : 67). Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Darajat, 1985 : 127).

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.

b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.

c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya (Djamarah, 2000 : 67).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Siswa terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Djamarah, 2000 : 68).

Dalam metode demonstrasi siswa tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses. Lain halnya dengan pendapat Lidinillah (2006 : 11) : Metode demonstrasi adalah kegatan belajar yang masih berpusat pada guru tetapi aktivitas siswa lebih banyak. Biasanya metode ini digunakan untuk menyajikan pembuktian rumus atau alat peraga oleh guru. Dalam hal ini siswa pun memiliki kesempatan untuk melakukan demonstrasi dari hasil pengerjaan latihan atau alat peraga.

Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.

Bila guru melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat member motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik guru mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.

c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak guru harus mengambil kebijaksanaan lain.

d. Apakah guru telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi dan tempatnya. Juga guru perlu mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi itu berhasil.

e. Guru harus menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.

f. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga guru dapat member keterangan dan siswa bisa bertanya.

g. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik.

h. Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil, bila perlu demonstrasi bisa diulang.

Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah : dengan demonstrasi perhatian siswa dapat berpusat pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkret. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya. Walaupun demikian masih melihat juga kelemahan teknik ini ialah : bila alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga dalam demonstrasi ini bila siswa tidak diikutsertakan, maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi itu.

Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu guru perlu menyertai dengan teknik yang lain, atau mengombinasikan dengan yang lain, sehingga mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.

Adapun batas-batas kemungkinan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

1. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alat peraga itu terlalu kecil, atau penjelasan-penjelasannya tidak jelas.

2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak didikuti dengan sebuah aktivitas dimana siswa dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu pengalaman berharga.

3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang sangat besar atau yang berada di tempat lain yang jauh dari kelas.

4. Kadang-kadang, bila sesuatu yang dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, siswa melihat suatu proses yang berlainan dengan proses jika berada dalam situasi yang sebenarnya.

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran yang memperagakan suatu proses kejadian. Metode demonstrsi biasanya diaplikasikan dengan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniature, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan alat tulis. Mengingat fungsinya yang multiproses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain-lain.

Tidak dapat dipungkiri lagi, antara metode demonstrasi dengan alat peraga mempunyai kaitan yang sangat erat. Menurut Ruseffendi ( 1992 : 141) alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Alat peraga tersebut dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagram. Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulas objek atau alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu konsep. Jenis alat peraga yang digunakan biasanya berupa benda-benda yang ada di sekitar kita. Dalam penjumlahan bilangan cacah, benda yang dapat digunakan sebagai alat peraga adalah abacus, kerikil, biji-bijian, lidi, pensil, kapur, kelereng, dan sebagainya.

Seringkali perlu terlebih dahulu diadakan diskusi-diskusi untuk perbaikan proses pembelajaran dan siswa mencobakan lagi demonstrasi agar mempero;eh keterampilan yang lebih baik.



Pustaka :
-----------------------------

0 Response to "Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Matematika"

Posting Komentar

Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!

Histats

Follow Us