Komponen Pembelajaran dengan menggunakan LKS Berbasis Kontekstual tidak jauh beda dengan menggunakan LKS secara umum. Hal ini sejalan dengan pendapat Suprijono( 2010: 85 ) bahwa ada tujuh komponen dalam pembelajaran kontekstual yaitu sebagai berikut :
- Konstruktivisme, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual siswa diharapkan dapat membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal yang mereka punya, selain itu pembelajaran dirancang agar siswa dapat mengkontruksi pengetahuan yang ada bukan menerima pengetahuan.
- Inquiry, artinya siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan berpikir kritisnya, dimana di dalamnya ada proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman dilakukan sendiri.
- Questioning ( bertanya ), artinya guru diharapkan dapat mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sehingga siswa dapat menemukan konsep baru.
- Learning Community ( Masyarakat Belajar ), artinya pada pembelajaran ini siswa diharapkan dapat bekerja sama dengan orang lain bertukar pengalaman, dan berbagi ide dalam masyarakat belajar.
- Modeling ( Pemodelan ), artinya dalam pembelajaran ini siswa harus diberikan contoh atau model agar siswa dapat berpikir, bekerja dan juga belajar.
- Reflection ( Refleksi ), artinya konsep/pengetahuan yangditemukan dapat
- direfleksikan seperti mencatatapa yang telah dipelajari, membuat jurnal,
- karya seni dan diskusi kelompok agar memiliki makna dalam kehidupansiswa.
- Authentic Assessment ( Penilaian yang sebenarnya ), artinya pembelajaran yang telah dilakukan siswa harus dinilai berdasarkan kenyataan yang ada seperti menilai tugas-tugas yang relevan dan kontekstual yang dilakukan siswa melalui berbagai macam alat dan jenis penilaian.
Pengembangan LKS Berbasis Kontekstual merujuk kepada tujuh komponen dalam pembelajaran kontekstual di atas.
0 Response to "Komponen dalam Pembelajaran Menggunakan LKS Berbasis Kontekstual."
Posting Komentar
Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!