Belajar membilang memang tidak selalu di dalam ruangan atau kelas, tetapi, kita bisa mengajarkan anak-anak usia prasekolah kita untuk membilang dan mengenal angka.
Salah satu metode yang sering kita gunakan untuk mengajarkan anak membilang adalah dengan drama atau bermain peran. Anak-anak biasanya tertarik untuk mengikuti tingkah orang dewasa. Mereka senang mengamati bagaimana orang dewasa melakukan transaksi jual beli, menerima telepon, dsb.
Pada permainan ini, anak-anak kita minta berpura-pura menjadi seorang pedagang yang menjual barang-barang. Kita bisa ikut andil dengan berperan sebagai pembelinya. Berpura-puralah membeli dagangannya dan bertanya berapa barang yang ia miliki. Minta si kecil menghitung sendiri barangnya.
Di dalam kelas, Anda juga bisa mempraktekkan ini bersama dengan anak-anak lain. Bagilah menjadi 2 kelompok. Satu kelompok menjadi penjual, dan satu kelompok lain menjadi pembelinya. Pantau dan bantu mereka saat kesulitan membilang. Anda boleh meminta anak-anak dengan kemampuan lebih untuk membantu kawannya yang belum bisa membilang dengan baik. Dengan begitu, Anda telah mengajarkan kerja sama pada mereka.
Nah, belajar berhitung menjadi lebih mudah dan menyenangkan, bukan? Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulus/rangsangan yang sesuai dengan tugas perkembangannya.
Usia 4-6 tahun merupakan masa peka perkembangan aspek social anak. Kemampuan sosial yang dimiliki oleh anak, anak dapat melakukan sesuatu dengan sangat mudah, sehingga dalam kegiatan permainan membilang anak akan dapat bermain dengan berbagai macam permainan yang dapat mengasah otak/ berpikir yang lebih kongkrit. (Sisdiknas,2007 : 4)
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam upaya pengenalan (deteksi) dini sampai sejauh mana kegiatan permainan membilang dapat diberikan kepada anak. Pengenalan dini perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya masalah kesulitan belajar karena belum menguasai konsep membilang. Sebagai contoh banyak terdapat kasus dimana berhitung di jalur matematika seolah-olah menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak.
menurut Depdiknas ( 2007:5), Hurlock mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak akan mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis di awal perkembangan diramalkan akan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
Kemampuan anak dalam penguasaan konsep membilang dapat dimulai dari diri sendiri atau rangsangan dari luar seperti permainan-permainan dalam pesona matematika (permainan tebak-tebakan, kantong pintar, dan menjari jejak).
Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan membilang menurut Depdiknas (2007:12) antara lain :
- Secara spontan telah menunjukkan ketertarikan pada aktivitas permainan membilang,
- Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman,
- Anak mulai membilang benda-benda yang ada di sekitarnya secara spontan,
- Anak mulai membandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada di sekitarnya,
- Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di sekitarnya tanpa disengaja.
a. Tujuan Pembelajaran Membilang
Kemampuan aritmatika berhubungan dengan kemampuan yang diarahkan untuk kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan. Kemmapuan yang dikembangkan antara lain : mengenali atau membilang angka, menyebut urutan bilangan, menghitung benda, dan member nilai bilangan pada suatu himpunan benda.
Dalam pembelajaran berhitung/membilang di Taman Kanak-Kanak tentunya ada tujuan yang hendak dicapa. Secara umum pembelajaran berhitung/membilang bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks. (Depdiknas, 2007 : 1)
Menurut Depdiknas (2007 : 2), secara khusus pembelajaran membilang bertujuan :
- Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, melaluipengamatan terhadap benda-benda konkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar anak.
- Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.
- Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi yang tinggi.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membilang Anak Usia Dini
Menurut Depdiknas (2007 : 2), dalam pelaksanaan pembelajaran berhitung pada anak usia dini, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu :
- Permainan membilang diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa konkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
- Pengetahuan dan keterampilan pada permainan membilang diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari konkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.
- Permainan membilang akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
- Permainan membilang membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.
- Bahasa yang digunakan dalam konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.
- Dalam permainan membilang anak dapat dikelompokkan sesuaitahap penguasaaanya yaitu tahap konsep, masa transisi, dan lambing.
- Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.
Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, menurut Depdiknas (2007 :3) ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaiakan pembelajaran membilang kepada anak usia dini, yaitu :
- Apabila ada anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut telah siap untuk diberikan permainan membilang dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
- Apabila anak menunjukkan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau mengalihkan perhatiannya pada hal yang lain, hal ini menunjukkan bahwa anak telah terjadi masalah pada anak.itu berarti, anka membutuhkan perhatian atau perlakuan yang lebih khusus dari guru untuk mengatasi masalah pada anak tersebut.
Sejalan dengan beberapa teori tentang permainan membilang, permainan membilang bagi anak usia dini dilakukan melalui tiga tahapan penguasaaan membilang di jalur matematika menurut Depdiknas (2007 : 6), yaitu :
1. Penguasaan konsep
Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkrit, seperti warna, bentuk dan menghitung bilangan.
2. Penguasaan transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambing yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan dimulai dikenalkan lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara individu berbeda.
3. Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk.
0 Response to "Membilang Bagi Anak Usia Dini"
Posting Komentar
Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!