Dalam Kehamilan dan Kelahiran, setiap masyarakat memiliki cara-cara budaya sendiri, untuk menghadapi peristiwa pertumbuhan janin dan kelahiran bayi, yang sudah dipraktekan jauh sebelum masuknya sistem medis dilingkungan komuniti. Maka kehamilan dan kelahiran tidak hanya berkenaan dengan aspek fisiologi saja, melainkan juga menyangkut aspek Sosial Budaya.
Dewasa ini para ahli lebih banyak memperhatikan tentang berbagai pandangan dalam masalah-masalah kehamilan dan kelahiran. Untuk mencari sebab masih tingginya angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Sedangkan sebelumnya perhatian lebih banyak ditujukan untuk membahas status perana ibu, dukun bayi dalam masyarakat.
Kemudian ditemukan bahwa pembentukan janin, kelahiran sehingga kematian pada umumnya dianggap oleh masyarakat sebagai peristiwa yang wajar dalam kehidupan manusia. Namun respon masyarakat terhadap berbagai peristiwa kehidupan itu bersifat budaya yang tidak selalu sama pada berbagai kelompok.
Sistem medis masyarakat merupakan kompleksitas dan unsur-unsur kebudayaan yang menjadi pandangan hidup anggota masyarakat yang bersangkutan, di dalamnya terkandung ide, kepercayaan dan pengetahuan yang menjadi dasar prilaku kesehatan masyarakat.
Pandangan Tentang Kelahiran
Warga kampung Anakanjan mempunyai kebiasaan menikahkan anak gadisnya diusia muda, dan setelah menikah mereka menginginkan punya anak lebih dari 4 orang.
Pandangan Tentang Kehamilan
Dalam pencegahan kehamilan (KB) mereka masih mempraktekkan cara tradisional yaitu dengan cara membalikan rahim.
Perilaku Perawatan Bayi
Di kampung Anakanjan masyarakat masih mempercayai perawatan kesehatan bayi secara tradisional, oleh dukun.
Untuk memperoleh kepastian tentang adanya kehamilan, seorang wanita biasanya minta pertolongan dukun begitu pula apabila mau melahirkan.
Dalam menolong persalinan setelah bayi lahir tali pusat dipotong dengan sembilu yang terbuat dari irisan kulit bambu yang diambil dari rangka atap rumah. Setelah proses kelahiran selesai, tali pusat diborehi dengan campuran kapur dan irisan kunyit, kemudian bayi dimandikan.
Pemberian ASI, bayi diberi ASI, jika bayi belum mau menyusui, ibunya mengoleskan madu pada puting susu dengan tujuan menghilangkan rasa amis. Bila ASI belum keluar, bayi diberi makanan berupa nasi yang lebih dulu dikunyah oleh ibunya.
Pustaka:
0 Response to "Pandangan Budaya Masyarakat Mengenai Kehamilan, Kelahiran Dan Perawatan Bayi Baru Lahir"
Posting Komentar
Terima kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat..!!